Jenazah ketiga TKi tersebut yaitu
Herman, Abdul Kadir Jaelani dan Mad Noon dipulangkan dari Malaysia pada 5
April 2012. Kecurigaan keluarga timbul setelah melihat adanya "jahitan
tidak wajar" yaitu di kedua mata, dada dan perut bagian bawah.
"Surat keterangan dari KBRI Kuala Lumpur yang
ditandatangani sekretaris kedua konsuler, Heru Budiarso, menyatakan
tidak ada pengecekan atas sebab kematian para TKi dan KBRI tidak
bertanggung jawab terhadap kondisi jenazah yang dikirim," kata direktur
eksekutif Migrant CARE Anis Hidayah dalam pernyataan tertulis kepada
media."Kami akan mendampingi keluarga korban untuk bertemu Direktur Perlindungan WNI dan BHI di Kementerian Luar Negeri, siang ini," kata Anis.
Ketiga korban adalah warga Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan Kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Herman dan Abdul Kadir bekerja sebagai buruh bangunan dan Mad Noon buruh di perkebunan kelapa sawit.
Ketiganya ditemukan meninggal dunia pada 23 Maret di kolam pemancingan di Seremban, negara bagian Negeri Sembilan.
"Mereka dinyatakan meninggal karena luka tembakan," kata Anis.
Ketiga jenazah tiba di kampung halaman pada 5 April dan dimakamkan sehari sesudahnya.
0 komentar:
Posting Komentar